Perbedaan Solo dan Surakarta – Pernahkah Kamu merasa bingung dengan Kota Solo dan Kota Surakarta yang jaraknya berdekatan tetapi keduanya adalah dua kota yang berbeda? Nah, pembahasan mengenai perbedaan Surakarta dan Solo ini sepertinya akan menjawab semua kebingungan Kamu. Namun yang pasti, Kota Solo dan Surakarta ini berbeda ya, bahkan keduanya memiliki cerita sejarah yang berbeda.
Kota Solo juga lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas dibanding Kota Surakarta. Nama Kota Solo lebih familiar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebenarnya keduanya memiliki banyak kesamaan, tetapi memang ada beberapa hal saja yang menjadi pembeda antara Kota Surakarta dengan Kota Solo tersebut.
Daftar Isi
Perbedaan Surakarta dan Solo
Dari masing-masing nama kota tersebut, menjadi simbol dari sejarah alih kuasa dari pimpinan yang satu penguasa lainnya yang baru. Hingga saat ini perbedaan kedua kota tersebut memang terlihat jelas dari namanya masing-masing. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai perbedaan Solo dan Surakarta:
1. Sebutan untuk Desa dan Nama Keraton
Perbedaan yang paling mendasar antara Kota Surakarta dan Solo bisa dilihat dari sebutan untuk desa dan nama keratonnya. Sebuah desa yang ada di wilayah Jawa Tengah yang bernama Sala, menjadi sumber penamaan Kota Solo tersebut. Sedangkan Surakarta merupakan nama keraton yang pada akhirnya menduduki wilayah yang ada di sana.
2. Dua Fase Sejarah yang Berbeda
Solo adalah nama desa yang dilihat dari ciri khasnya. Sedangkan nama Surakarta memang nama keraton yang menguasai suatu wilayah sejak tahun 1670. Kedua nama tersebut sah-sah saja digunakan sampai saat ini, tetapi keduanya mempunyai periodik sejarah yang jelas berbeda.
3. Pemakaian Sekarang yang Memiliki Konteks yang Berbeda
Solo memberi kesan yang lebih bersifat tidak formal dan lebih diucapkan, yang menjadi penyebutan masyarakat dari kalangan awam atau yang berasal dari luar daerah. Nama tersebut jauh terkenal hingga akhirnya dipakai di beragam event yang sudah ada.
Sedangkan istilah Surakarta dipakai untuk pengucapan sempalan kota yang terdapat di beberapa instansi birokrasi pemerintahan setempat, seperti misalnya nama sebuah dinas daerah dan nama gedung. Selain berhubungan langsung dengan nama instansi, berkas penduduk SIM KTP juga menggunakan nama Surakarta.
4. Menandai Keadaan Sosial yang Sudah Tidak Lagi Sama
Sebuah wilayah yang dahulu adalah desa Sala, telah mengalami pergeseran kondisi pada suatu daerah setelah keraton Surakarta ini masuk. Kini, tempat tersebut sudah menjadi sebuah daerah perhubungan di berbagai bidang kehidupan seperti misalnya bidang ekonomi, sosial dan juga politik diantara provinsi. Kota Solo juga sudah menjadi kota yang ramai dikunjungi banyak orang.
Hal tersebut juga sudah menjadi sebuah revolusionis yang telah menciptakan geseran sosial dari sebuah desa Solo yang kemudian menuju ke Kota Surakarta.
5. Menjadi Nama Kota dan Karesidenan
Kota Surakarta adalah sebuah wilayah karesidenan yang wilayahnya mencakup Kabupaten Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Klaten, hingga Wonogiri. Kota Solo ini lebih merujuk kepada nama suatu desa yang ada di zaman dahulu.
6. Nasib dari Kedua Nama yang Akhirnya Menjadi Berbeda
Menurut sejarah yang ada antara Kota Solo dan Surakarta yang diawali dengan dua nama yang berbeda, maka nasib keduanya pun berbeda. Solo dianggap sebagai julukan yang hanya dikenal dari mulut ke mulut saja, lain halnya dengan Surakarta yang dianggap telah sah karena kota tersebut memang tercatat sebagai bagian dari NKRI secara administratif.
Sejarah Nama Kota Solo
Nama Solo diambil dari nama tanaman yang telah dipercaya sejak zaman dahulu kala sebagai jenis tanaman yang subur yang sudah memenuhi suatu wilayah yang disebut Sala. Sebuah pohon yang kini berada di halaman Keraton Surakarta yang sekarang, juga menjadi sumber penamaan Kota Solo.
Menurut sejarah, pohon itu sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu tepatnya sudah berusia kurang lebih 255 tahun. Selisih usianya dengan Kota Solo yaitu 11 angka, yang dimana usia Kota Solo sudah berusi 266 tahun. Asal pohon tersebut dari India yang dipercaya memiliki khasiat yaitu mampu mengatasi kepikunan dan menambah vitalitas.
Penyebutan Sala ini pada akhirnya berubah menjadi Solo sejak kolonial Eropa masuk ke daerah tersebut. Pengucapannya pun lama kelamaan menjadi salah, karena terus menerus digunakan oleh masyarakat sehingga popularitas dari nama Sala itu sendiri perlahan menghilang hingga saat ini.
Sejarah Nama Kota Surakarta
Nama Surakarta terdiri dari dua kata di dalam Bahasa Jawa, yang dimana makna Sura itu sendiri adalah tekad dan juga keberanian dalam menghadapi segala rintangan yang ada, yang bahkan selalu muncul di masa yang akan datang.
Nama keraton sebelum pusat pemerintahannya berpindah, menjadi asal usul nama atau makna kata Karta. Sedangkan makna dari nama Karta adalah tentram yang sering dipadukan dengan kata Hadiningrat yang artinya adalah perwujudan dari kehidupan masyarakat yang sejahtera, harmonis dan juga makmur.
Pemakaian kembali istilah Kartasura atau Surakarta pada akhirnya menjadi bentuk penghormatan sekaligus juga menjadi harapan, akan adanya keberkahan diantara leluhur Mataram di masa lalu.
Sayangnya, jarang ada aktivitas di keraton yang berkaitan dengan seni atau budaya tertentu. Walaupun masih ada saja wisatawan yang berkunjung ke Keraton Surakarta.
Fakta Mengenai Hari Jadi Kota Solo
Hari jadi Kota Solo dan Surakarta adalah tanggal 17 Februari. Setiap tanggal 17 Februari seluruh masyarakat Solo dan Surakarta merayakan hari jadi tersebut, dan biasanya diadakan beberapa kegiatan seni dan budaya.
Mungkin muncul juga pertanyaan tentang, mengapa Kota Solo lebih populer dibanding Kota Surakarta dan mengapa Kota Solo lebih banyak diketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal itu tidak terlepas pada kesan dari pembentukan nama Kota Solo itu sendiri. Apalagi nama Solo lebih mudah diucapkan sehingga lebih mudah diingat oleh banyak orang.
Selain itu, Kota Solo dan Surakarta juga sama-sama memiliki banyak tempat bersejarah atau tempat wisata sejarah. Kedua kota tersebut juga sama-sama kota budaya yang memiliki daya tariknya tersendiri.
Kota Surakarta berkaitan erat dengan keraton, ketika Kamu memasuki kawasan kota ini ada beberapa ritual khusus yang harus dilakukan misalnya tak boleh berbicara asal atau sembrono, harus melepas kaki saat masuk ke ruangan, dan tidak boleh memasuki daerah/ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh masyarakat umum.
Aspek Unik Khas Kota Solo
Berikut adalah beberapa aspek budaya khas Solo yang menarik:
- Sekaten Surakarta: Perayaan yang dilaksanakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, dengan berbagai acara seperti pasar malam dan pertunjukan seni.
- Batik Karnaval: Festival tahunan yang menampilkan kostum-kostum kreatif berbahan dasar batik, diadakan setiap bulan Juli sejak tahun 2008.
- Grebeg Maulud: Acara yang menandai puncak tradisi Sekaten dengan mengadakan Grebeg Maulud, dimana dua pasang gunungan hasil bumi diperebutkan oleh warga.
- Grebeg Sudiro: Perayaan yang bertujuan untuk memperingati tahun baru Imlek.
- Kirab Pusaka Keraton: Prosesi sakral yang melibatkan penampilan pusaka keraton.
- Upacara Adat Mahesa Lawung: Upacara adat yang memiliki makna mendalam dalam tradisi lokal.
- Ritual Kalah Ayu: Ritual yang memiliki nilai spiritual bagi masyarakat Solo.
- Sadranan: Tradisi yang berkaitan dengan peringatan arwah leluhur.
- Tarian Bedhaya Ketawang: Tarian sakral yang hanya ditampilkan dalam momen-momen tertentu.
- Wayang Kulit: Seni pertunjukan tradisional yang sangat populer di Solo.
- Batik Solo: Batik khas Solo yang terkenal dengan motif dan warnanya yang khas.
- Tari Klasik Solo: Tarian tradisional yang menampilkan kehalusan dan keindahan gerak.
- Kuliner Khas Solo: Solo terkenal dengan berbagai macam kuliner yang lezat dan unik.
- Seni dan Pertunjukan: Kota Solo sering mengadakan berbagai pertunjukan seni yang menarik.
- Tradisi dan Upacara Adat: Berbagai tradisi dan upacara adat yang masih dilestarikan oleh masyarakat Solo.
Kota Solo juga telah mendapatkan pengakuan internasional dengan masuk ke dalam daftar 55 Kota Kreatif Dunia UNESCO, terutama karena kerajinan tangan dan seni rakyatnya.
Budaya Solo yang kaya ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Jika Anda berkesempatan mengunjungi Solo.
Anda akan merasakan keunikan budaya yang terjalin erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Persamaan dari Surakarta dan Solo terlihat dari bahasa, segala jenis penamaan yang berbahasa Jawa Kuno, arsitektur dan sebagainya. Pada keraton Surakarta terdapat banyak ornamen serta patung yang masih memiliki gaya Eropa dan banyak juga bangunan yang masih bergaya Belanda.
Jelas sudah bahwa perbedaan Surakarta dan Solo ini terlihat jelas dari penamaan keduanya, yang dimana Surakarta lebih cenderung sebagai keraton Jawa sedangkan Solo bukan. Jadi kalau Kamu kebetulan berwisata ke Kota Solo atau Sukarta sekarang Kamu tahu ya apa saja yang membedakan kedua kota tersebut.